padangterkinninews.com
Penahan tebing menggunakan bronjong banyak digunakan pada tebing-tebing
tanah untuk menahan tanah agar tidak longsor, juga tebing sungai pada
pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai atau untuk mengatasi gerusan
air sungai yang deras.
Bronjong Kawat Pabrikasi
a) Harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal,
minimum untuk kawat anyaman harus 0, 26 kg/ m2, untuk kawat tulangan
tepi harus 0, 275 kg/ m2, untuk kawat pengikat harus 0, 24 kg/ m2, yang
memenuhi BS 1052/ 80 dan BS 443/ 82.
b) Karakteristik Bronjong Kawat Pabrikasi adalah :
Karakteristik
Heavy Galvanized dan Lapis PVC
Tulangan tepi, diameter : 4, 4 mm
Anyaman, diameter : 3, 7 mm
Pengikat, diameter : 3, 0 mm
Kuat Tarik Kawat : 41 – 51 kg/ mm2
Perpanjangan diameter : 12% ( maksimum)
c) Anyaman : Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam
dengan tiga lilitan dengan bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm (
toleransi ± 10% ) , dengan kuat tarik anyaman sebesar 42 – 50 kN/ m.
Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong
sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama
kuatnya seperti pada badan anyaman.
d) Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke
lapangan sebelum diisi dengan batu.
e) Tiap Bronjong Kawat Pabrikasi harus diberi diaphragma/ sekat setiap
jarak 1 meter. Sekat ini harus disatukan dengan cara dililit dengan
kawat pengikat pada bagian dasar bronjong.
Bronjong Angkur
a) Ketentuan:
Bronjong Angkur merupakan kombinasi dari system angkur ( tile mesh) dan
facing bronjong. Tinggi facing bronjong untuk setiap unitnya adalah 0, 5
m atau 1, 0 m. Fungsi utama dari Bronjong Angkur adalah sebagai system
perkuatan tanah, karena tile ( angkur) di-desain untuk dapat memotong
garis keruntuhan sehingga tanah menjadi stabil, memenuhi syarat sebagai
bahan konstruksi jalan dan jembatan ( BBA 93/ R075-1998 dan BBA 00/
R119-2000)
Tiap bagian keranjang dari Bronjong Angkur harus diberi diaphragma/
sekat setiap jarak 1 meter. Sekat ini harus dilekatkan pada bagian dasar
bronjong dengan kawat spiral.
Kawat pengikat adalah kawat yang dipakai untuk merakit Bronjong Angkur,
mengikat antar unit Bronjong Angkur dan digunakan sebagai Bracing untuk
mencegah menggelembungnya keranjang bronjong.
Spasi kawat pengikat tidak boleh lebih dari 150mm. Prosedur untuk
menggunakan kawat pengikat terdiri dari pemotongan kawat dengan panjang
secukupnya dan pelilitan kawat pengikat ke anyaman kawat. Mulai dengan
mengikat dengan dua lilitan atau satu lilitan melalui setiap lubang
anyaman dan terakhir, ikatkan kawat pengikat ke anyaman kawat. Tempatkan
diafragma dalam posisi vertical, dan ikat ke sisi panel dengan cara
yang sama.
b) Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatan Bronjong Angkur harus
sesuai dengan ketentuan dalam BS 1052/ 80, dan BS 443/ 82. Kuat tarik
dari kawat baja = 41 – 51 kg/ mm2.
Lapisan galvanis pada kawat harus tetap melekat meskipun kawat tersebut
dililit melingkar sebanyak 6( enam) kali pada batang uji dan tidak
mengelupas atau retak bila digosok dengan jari-jari telanjang.
c) Lapisan plastic PVC yang melindungi kawat baja memenuhi syarat
ketebalan lapisan minimal harus 0.5 mm dengan toleransi 0.05mm ( SNI
03-3046-1992 dan ASTM A-975 – 1997) .
d) Anyaman kawat harus dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi
enam yang masing-masing sama ukurannya, dengan cara melilitkan setiap
pasangan kawat sebanyak 3( tiga) lilitan ( double twist) , dengan kuat
tarik anyaman minimal sebesar 42 kN/ m.
e) Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat,
harus terikat kuat pada kawat sisi yang mempunyai diameter paling
sedikit 0.70 mm lebih besar dari kawat anyamannya ( = 4, 4 mm) .
Bagian sisi anyaman harus dianyam menyatu dengan keranjang anyaman
sebagaimana dijelaskan di paragraph ( d) di atas, dengan kawat sisi
paling sedikit 0.70 mm lebih besar untuk keranjang Bronjong Angkur
berlapis PVC.
f) Bagian atas dan sisi vertical dari ujung panel harus terikat dengan
kawat sisi sedangkan diapraghma/ sekat harus terikat pada semua bidang
sisinya sebagaimana dijelaskan di paragaraph ( e)
Ujung panel harus dipasang dengan melilitkan ujung kawat anyaman pada
kawat sisi bagian bawah keranjang Bronjong Angkur. Dengan cara yang
sama, penyekat harus dililit dengan kawat berlapis galvanis dan PVC pada
dasar keranjang Bronjong Angkur.
Kekuatan yang diperlukan untuk memisahkan panel dari dasarnya harus
tidak boleh kurang dari yang diperlukan untuk memutuskan anyaman kawat
pada panelnya.
g) Panel anyaman angkur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keranjang Bronjong Angkur, yaitu panel angkur harus dibentuk dengan
anyaman panel yang tidak terputus, membentuk bagian muka dan atas dari
keranjang Bronjong Angkur.
h) Kawat pengikat dan penyambung harus juga terbuat dari heavy
galvanized dengan lapisan PVC serta cukup tersedia untuk
keranjang-keranjang Bronjong Angkur, agar perakitan keranjang Bronjong
Angkur pada pekerjaan konstruksi bisa sempurna. Diameter kawat pengikat
harus 3.00 mm dan berlapis PVC.
Toleransi untuk semua ukuran keranjang Bronjong Angkur adalah ± 3%
Batu
Material batu yang akan dipakai untuk Bronjong Kawat Pabrikasi dan
Bronjong Angkur harus terdiri dari batu yang bersih, keras dan dapat
tahan lama, berbentuk bulat atau persegi.
Ukuran batu yang diijinkan untuk digunakan adalah antara 15 cm – 25 cm (
toleransi 5% ) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan
harus mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut
serta tidak boleh ada batuan yang diijinkan melewati lubang anyaman.
Material Timbunan
Material tanah timbunan yang digunakan pada pemasangan Bronjong Kawat
Pabrikasi dan Bronjong Angkur harus memenuhi Spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang digunakan adalah
SIRTU atau dapat juga menggunakan timbunan pilihan dengan Spesifikasi
sebagai berikut :
– Granular dan Porous.
– Persentase material yang ukuran butirannya lebih kecil dari 75 micron, tidak boleh lebih dari 15%
– Persentase material yang ukuran butirannya lebih kecil dari 100 mm, minimal harus 90% .
– Pemadatan minimal mencapai 90 % Standar Proctor.
– Mengacu pada parameter tanah timbunan sesuai dengan desain yaitu c = 5
kN/ m2, gdry = 18 kN/ m3, f = 30º dengan deskripsi tanah berupa silty
sand.
Dari berbagai sumber.