Padang(SUMBAR)PT-Dalam rangka menyukseskan program nasional tentang Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS), Pelayanan Obesetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting serta Pelyanan Pusat Krisis Terpadu (PKT), RSUP Dr M Djamil gelar kegiatan seminar sehari, Senin (17/7).

Kegiatan yang dibuka langsung Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi Ansharullah, SP, menghadirkan sejumlah pakar dibidangnya. Dan Ikuti secara daring dan luring oleh sejumlah pimpinan daerah, kepala dinas, direktur rumah sakit di lingkup wilayah Sumatera Bagian Tengah.

“Tentunya kami Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sangat mengapresiasi kegiatan seminar yang digelar RSUP Djamil ini, karena ini merupakan program nasional yang mesti disukseskan dan untuk mewujudkannya mesti ada kolaborasi,”ucap Gubernur dalam sambutanya pada pembukaan acara di Aula Lantai IV RSUP Dr M Djamil.

Ia mengatakan, seminar yang membahas lima program nasional tersebut adalah dalam rangka mewujudkan warga bangsa yang sehat. Diungkapkannya saat ini angka kematian bayi dan neonatus masih tinggi. Banyak faktor penyebab di antaranya masih adanya persalinan yang belum pada fasilitas kesehatan berkualitas, masih banyak ibu melahirkan dengan faktor risiko yang tinggi.

Seperti terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak persalinan, dan terlalu tua saat hamil. Bahkan adanya beberapa penyakit menyertai saat kehamilan serta penyakit yang tidak terdeteksi pada saat kelahiran.

“Untuk itu penting memperhatikan dan meningkatkan cakupan ibu yang ber-KB agar kehamilan dapat diatur dan risiko dapat dikurangi. Di samping semua fasilitas persalinan harus disiapkan dengan baik. Tentunya sekaligus dengan ketersediaan tenaga kesehatan berkualitas,” kata Mahyeldi.

Ia mengatakan salah satu upaya pencegahan dengan menyiapkan pelayanan untuk kehamilan yang berisiko pada tingkat layanan primer berupa penanganan obstetri neonatal emergency dasar (Poned) atau penanganan obstetri neonatal komprehensif (Ponek).

“Dengan dilakukan skrining terhadap adanya kemungkinan bayi mengalami gangguan hipotiroid kongenital adalah bentuk intervensi menurunkan angka kematian bayi dan neonatus,” ucapnya

Ia mengatakan pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital serta menyiapkan fasilitas rumah sakit untuk melakukan Ponek adalah langkah strategis.

“Keberadaan RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit rujukan bagian regional Sumatera Tengah memberikan kontribusi besar. Tidak hanya bayi di Sumbar tapi juga Sumatera Bagian Tengah,” tutur Mahyeldi.

Dalam kesempatan itu, Walikota Padang dua periode itu juga meminta kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten dan kota untuk memperhatikan kasus stunting. Dana yang dialokasikan untuk stunting hendaknya dapat menjadi solusi dalam pencegahan kasus tersebut. Begitu juga program disiapkan hendaknya tepat sasaran.

“Beberapa intervensi telah dilakukan dalam upaya menekan stunting. Salah satunya telah dibentuknya tim percepatan pencegahan stunting baik provinsi, kota dan kabupaten. Dimana RSUP Dr M Djamil masuk dalam tim tersebut,” ucapnya.

Ia menegaskan dengan sinergisitas seluruh stakeholders dapat mengintervensi kasus stunting ini. Ia berharap pada tahun ini, angka stunting di Sumbar turun. Dimana target pemerintah pusat pada 2024 terjadi penurunan 14 persen.

“Tentunya bonus demografi pada tahun 2045 mendatang menjadi berkah dengan mendapatkan generasi berkualitas dan berdaya saing,” pungkas Mahyeldi.

Sementara Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr dr Dovy Djanas SpOG KFM MARS mengatakan angka kematian ibu menjadi perhatian nasional. Pada tahun 2022, angka kematian ibu masih tinggi berkisar 183/100.000 kelahiran. Salah satu upaya menekan angka kasus itu, dapat dilakukan dengan penguatan pilar safe motherhood. Dimana pilar pertamanya pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana.

“Oleh karena itu, pemenuhan akses dan kualitas program keluarga berencana sudah seharusnya menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan,” ucapnya. 

PKBRS, sebut Dovy, salah satu mata rantai penting untuk memperkuat pelayanan KB menjadi bagian yang integral dan pelayanan kesehatan Rumah Sakit merupakan fasilitas kesehatan strategis dalam penanganan kasus rujukan, pengayoman medis, pelayanan metode KB yang tidak dapat dilakukan oleh fasilitas kesehatan lain di bawahnya. Terutama untuk pelayanan KB pascamelahirkan.

Selain pelayanan KBRS, pelayanan Ponek 24 jam di rumah sakit turut berperan dalam menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka stunting maupun wasting.

“Seminar nasional ini penting karena juga membahas skrining hipotiroid kongenital. Ternyata hipotiroid kongenital ini meningkat pada bayi-bayi baru lahir. Diperkirakan terjadi pada 1: 3.000 hingga 4.000 bayi yang lahir. Tentunya dengan kekurangan hormon tiroid ini akan berefek pada keterbelakangan mental,” tuturnya.

Ia mengatakan skrining hipotiroid kongenital ini perlu disupport. “Dengan dukungan gubernur, kepala dinas provinsi, kabupaten kota, bisa melakukan skrining terhadap bayi -bayi baru lahir. Sehingga kita bisa melakukan preventif terhadap akibat kekurangan hormon tiroid ini,” tutur dr Dovy.

Di sisi lain, Dovy juga menekankan pentingnya pusat krisis terpadu. RSUP Dr M Djamil sebagai pusat tempat bersinergi dan berkolaborasi, bagaimana kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini bisa dilakukan dengan pembimbingan.

“Kita ketahui kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak telah menyebabkan kejadian angka kematian, gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis sehingga perlu penanganan terpadu,” ujarnya.

Ia menegaskan RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit vertikal ikut mendukung dan selalu berkomitmen dalam program-program nasional.

“Dengan seminar nasional ini diharapkan kontribusi kita sebagai tenaga kesehatan bisa memaksimalkan program-program ini di masyarakat. Dan dapat dirasakan manfaatnya di tengah masyarakat,” pungkasnya.S

Sementara itu, dr Eko Apriandhi, Sp.OG selaku Ketua Panita Pelaksana mengatakan, kegiatan seminar sehari tersebut dilaksanakan dalam tiga sesi yang dihadiri secara daring dan luring.


#rls



 
Top