Padang(SUMBAR)PT - Langkah penguatan sumber daya manusia (SDM) di pondok pesantren mulai dilaksanakan melalui program Kemandirian Ekonomi Pesantren yang telah dilaksanakan oleh BI bekerjasama dengan Kanwil Kemenag Sumbar, diharapkan menjadi basis Penguatan kelembagaan ekonomi pesantren menjadi unit bisnis ekonomi di Sumbar.

Pernyataan ini disampaikan Gubernur Sumbar Mahyeldi Anshorullah dihadapan calon pengurus Hebitren Sumbar, petang ini Kamis (13/04) dalam agenda Pertemuan Lanjutan Pembahasan AD ART dan Program Kerja Pembentukan Hebitren di Sumbar. 

Dalam sambutan Gubernur Sumbar Mahyeldi Anshorullah meyakini sepenuhnya, pondok pesantren di Sumbar memiliki peluang bisnis yang potensial untuk ditumbuhkembangkan.
Ia mengimbau pihak ponpes untuk cerdas membaca potensi bisnis yang bisa dikembangkan oleh ponpes. 

“Sebetulnya budaya masyarakat Minang ini jika ada orang ramai seketika bisa menjadi peluang bisnis. Itulah mengapa bagaimana bisnis itu berjalan, kita ramaikan orang Sumbar.  Baik itu dengan gelaran even, kegiatan ekonomi,” jelasnya di Gedung Anggun Nan Tongga Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumbar.

Disamping itu menurutnya lingkungan masjid pun dapat menjadi peluang bisnis bagi warga ponpes 

“Karena banyak masyarakat yang bolak balik kemasjid, lima kali sehari semalam. Itulah makanya pasar sering dekat dengan masjid. Ada masjid nagari dan disana ada pula pasar nagari, kemudian hadir kantor wali nagari untuk mengatur komponen tersebut. Nah, tiga komponen ini menjadi penunjang pergerakan ekonomi masyarakat,” terangnya.

Mahyeldi mengakui sekaligus melihat saat ini ponpes semakin ramai dan hidup. Dengan hadirnya komunitas ini akan lahir aktivitas ekonomi, kemudian semua itu bagaimana bisa berdampak kepada pesantren. Pada akhirnya  ponpes punya dukungan dan afirmasi yang kuat dalam setiap aktivitasnya.

“Dengan terkumpulnya potensi yang ada diponpes, berjalan aktivitas ekonomi, itu akan berefek terhadap pesantren,” tegasnya lagi.

Lebih jauh, Mahyeldi dengan hadirnya Hebitren di Sumbar semakin menghidupkan pergerakan ekonomi di lingkungan pesantren. Hanya saja, sambung Gubernur tinggal lagi bagaimana upaya melatih dan membina warga pesantren dalam menjalankan aktivitas ekonominya.

“Pesantren yang menggunakannya kemudian masyarakat sekitar yang mengadakannya, sehingga tidak perlu biaya besar,” sebutnya.

Terkait hal ini, Gubernur menekankan perlu adanya seorang ekonom yang mampu mengoptimalkan potensi pesantren.

”Tinggal lagi bagaimana menentukan pasarnya, sasaran dan kebutuhan masyarakatnya. Baik itu kebutuhan sayur mayur ternak atau kebutuhan suplay kebutuhan harian lainnya,” ujarnya.

Mahyeldi menuturkan ponpes hari ini bisa memanfaatkan peluang besar dengan hadirnya Hebitren.

“Jika sudah terlatih, insyaallah santri dan tenaga pendidik lainnya bisa memaksimalkan sda yang ada. “ bebernya.

Ia mencontohkan pergerakan ekonomi di IPB Bogor, sehingga dengan hal itu masyarakat terbantu, masyarakat mendapatkan pendapatan dan akhirnya ekonomi pun bergerak.

Disamping itu juga bisa menggerakkan ekonomi dibidang sandang. Intinya, bagi Mahyeldi ekonomi umat sudah sepatutnya berada di kalangan umat.

"Jangan pernah kita bermimpi bisa membangun karya besar untuk bangsa dan daerah ini, kalau tidak dilakukan dengan bekerja keras, bekerja dengan cinta dan bekerja dengan doa," tambah Mahyeldi.
Menurut Mahyeldi kehadiran Hebitren di Sumbar itu adalah sebuah ungkapan untuk membangun Sumbar dan membangun Indonesia.

"Hebitren harus dapat menggerakkan para santri, pimpinan pondok dan tenaga pengajarnya hingga donatur untuk  terus berinovasi menumbuhkan perekonomian pesantren.

"Dengan pemasaran hasil dengan memanfaatkan teknologi digital (online) untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas, sehingga tidak saja berdampak pada kemandirian pesantren tapi juga menarik semangat Masyarakat menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan religi seperti pesantren," tandasnya.

Ia berharap besar kehadiran Hebitren dapat dirasakan oleh internal pondok dan masyarakat, khususnya dalam mendorong para pelaku bisnis ponpes Sumbar bisa menembus pasar yang lebih luas melalui berbagai program.

"Dengan kolaborasi dan sinergi yang lebih baik di masa depan, ekonomi kreatif akan tumbuh, melalui inovasi untuk mengembangkan ekonomi dan memajukan perekonomian daerah,"pesan Mahyeldi.

Selain itu, lanjut Mahyeldi berpesan, dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan persaingan ekonomi global, maka kreativitas menjadi sangat penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif demi mewujudkan kemandirian pesantren.

"Dunia bisnis memerlukan sumber daya manusia kreatif dan inovatif, sehingga selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain juga memberikan nilai lebih kepada masyarakat, apalagi didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar, maka maksimalkan dan tangkap peluang yang ada disekitar kita,” imbuh Mahyeldi.

Sekalipun Mahyeldi mengaku sedikit menyayangkan kehadiran Hebitren di Sumbar sedikit tertinggal beberapa langkah dari provinsi lain, namun ia optimis Hebitren bisa sukses di Sumbar dengan nilai kearifan lokal Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). 

“Apalagi saat ini kita tengah menyiapkan provinsi Sumbar menjadi provinsi halal. Kita menyambut baik dengan hadirnya Hebitren ini, semoga Allah mudahkan dalam memperkuat ekonomi bisnis pesantren di Sumbar,” tutupnya.

Melalui seksi Pd Pontren Bidang Papkis, mewakili Kakanwil, Kabid Papkis H Naharudin yang turut hadir mengikuti kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi tertinggi kepada Kantor Perwakilan BI Prov Sumbar dan Pemprov setempat.

Tampak hadir Kepala KDSK, Kepala Perwakilan BI Sumbar Endang Kurnia Saputra, Pengurus Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Deputi Kepala Perwakilan serta jajaran Pejabat Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumbar, Calon Pengurus Hebitren Sumbar, Ketua Tim PD Pontren Yohanis beserta anggota Fauzyah, Almudtasir,  Indra Gunawan, Muslimah.



#boy/hms

 
Top