Bukittinggi(SUMBAR)PT – pengembangan kendaraan listrik di era digital ini sangat penting terlebih dalam mengurangi polusi emisi yang dihasilkan kendaraan konvensional. 

Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus mengupayakan net zero emission melalui pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dan ekosistem kendaraan listrik. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menjalin kerjasama dengan private sector yang bergerak di sektor green energy itu.

Bertempat di Kota Bukittinggi, Sabtu, (11/03), Wagub Audy didampingi Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Dedi Diantolani, beserta Kadishub dan Kepala Bappeda dari tujuh kota yang ada di Sumatera Barat, melakukan pertemuan dengan dua perusahaan yang melakukan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Kedua perusahaan tersebut yaitu PT. Mobil Anak Bangsa (MAB) yang mengembangkan bus listrik lokal dan PT. Beam Mobility Indonesia yang bergerak pada jasa layanan penyewaan skuter dan sepeda listrik. Bus listrik direncanakan sebagai alternatif moda transportasi massal di kota-kota yang ada di Sumatera Barat. Sementara skuter dan sepeda listrik digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi aksesibilitas khusus seperti pada kawasan wisata atau sekolah.

“Sekarang Indonesia sedang menuju green energy dan optimalisasi EBT. Jadi ini adalah salah satu cara, khususnya di kota dan kabupaten di Sumbar,” ungkap Audy.

Menurut Audy, Sumatera Barat telah berkembang menjadi Provinsi yang peduli lingkungan. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik, ke depan dapat membantu menurunkan biaya transportasi, mengurangi polusi dan menjaga lingkungan di Sumbar.

Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Dedi Diantolani mengatakan, peralihan menuju green energy saat ini telah menjadi isu nasional. Sehingga transisi bus-bus publik dari bahan bakar fossil pada kendaraan listrik, maupun penyediaan kendaraan alternatif yang ramah lingkungan sudah perlu dipersiapkan.

Berkaitan dengan itu, GM Goverment Relation MAB, Puryanto yang hadir pada pertemuan tersebut menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan bus listrik dengan komponen lokal, berikut ekosistem nya sejak 2016 lalu. Saat ini, bus produksi MAB telah mengandung TKDN sebesar 35 persen dan mulai digunakan sebagai moda transportasi umum di beberapa provinsi, maupun sebagai kendaraan operasional pabrik-pabrik dan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.

“Merk MAB telah resmi terdaftar dan berhak memberi Vehicle Identification Number bagi bus-bus produksi nya. Bus MAB juga telah mendapat sertifikat lulus uji tipe bus 12 meter dan 8 meter,” terangnya.

Sementara Beam Mobility, merupakan perusahaan yang sebelumnya telah berpengalaman melayani jasa penyewaan sepeda listrik di beberapa negara, seperti di Australia, Selandia Baru, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Jepang dan Turki. Sedangkan di Indonesia, Beam telah bekerjasama dengan beberapa kota seperti Bogor dan Semarang.

Melihat potensi pengembangan kawasan wisata di Sumatera Barat, Beam Mobility Indonesia berharap dapat menjalin kerjasama serupa. Khususnya untuk menjadi kendaraan alternatif ramah lingkungan yang efektif dan efisien bagi wisatawan, yang berkunjung ke destinasi-destinasi wisata yang ada di Sumbar.


#rls

 
Top