"Karena kecepatan Media Online inilah kadang-kadang kita lengah dalam menggunakan bahasa, yang dapat merusak kredibilitas Media Online itu sendiri," sebut Ermanto lagi.
Ermanto juga menambahkan Media Online adalah media digital yang cepat berinteraksi ke ranah publik, selain cepat dalam pemberitaan tapi negatif dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara, tapi berita itu cepat tapi positif maka dapat membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Maka dengan penggunaan bahasa pada Media Online, para Wartawan atau pembuat berita di Media Online harus memiliki kemampuan dalam penggunaan bahasa yang baik dan santun serta mendidik," ujar Ermanto lagi.
Karena kalau tidak dibekali Wartawan dengan kemampuan penggunaan bahasa yang baik, maka Media Online itu sendiri yang akan hilang kepercayaan dan kredibilitas serta integritasnya dimata publik, karena dengan kecepatan tadi, kadang-kadang editing, penggunaan ejaan dan penggunaan nama orang yang tidak diperhatikan, jadi dilihat secara geografis dari penyebutan nama, kota, kelurahan, kecamatan dan lokasi tidak tepat, itu yang mengakibatkan subtansi berita akan berbeda, ucapnya lagi.
"Jadi intinya berita baik, harus tetap memperhatikan seluruh isi berita, baik dari segi Bahasa, Dokumennya, Wawancara, dan Observasi di lapangan,"ungkap Ermanto.
Lebih lanjut kata Ermanto, Bahasa Jurnalistik adalah Ragam Jurnalistik, kalau dilihat dari keilmuannya adalah bahasa umum yang lugas, sehingga bisa dipahami oleh banyak orang (bahasa standar) tidak terlalu akademis, yang kedua dari segi ejaannya karena akan menjadi pedoman pembaca.
" Jadi selain kosa kata yang lugas, juga kita harus perhatikan ejaannya," sebut Ermanto lagi sambil mengakhiri.
#boy