BANJIR! masih belum bisa diprediksi kapan berakhir. Yang jelas setiap tahun Sumatera Barat pada umumnya dan Kota Padang khususnya, kalau sudah hujan lebat dengan intensitas tinggi, senantiasa dihantui dan bahkan benar-benar dikepung musibah tahunan bernama banjir. Tahun ini, ribuan rumah penduduk terendam.
Semoga
Bahkan, dari tahun ke tahun seringkali luapan banjir lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya.
Setiap banjir menerpa, upaya yang bisa dilakukan pemerintah selalu solusi yang hanya bersifat instan. Langkah itu meliputi evakuasi warga dari kepungan banjir, bantuan makanan yang biasanya didominasi makanan siap saji, dan bantuan pengobatan. Hanya saja, untuk menyikapi banjir yang terus semakin masif di Kota Padang, upaya jangka panjang harus disiapkan.
Upaya menanam kembali pepohonan di bibir sungai dan kawasan-kawasan yang sudah gundul adalah yang paling populer selama ini. Hanya saja, jumlah pohon yang ditanam selalu tidak berimbang dengan jumlah drainase serta serapan hutan asri yang ada. Di saat batang-batang pohon yang ditanam tumbuh besar, jumlah kawasan hutan asri nan alami yang berubah menjadi hamparan trotoar misalnya jauh lebih cepat pergerakannya.
Upaya penanaman pohon untuk kelestarian hutan asri dan memperbanyak drainase serta membersihkan sampah dari danau dan sungai harus terus digalakkan.
Hanya saja, peran pemerintah kota dalam membatasi dan pelarangan terjadinya penebangan hutan alam serta membuang sampah sembarangan ke sungai dan danau harus lebih nyata dan tegas.
Kawasan penyangga yang selama ini menjadi tameng penahan banjir, harus benar-benar dikawal dari upaya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan hanya berpikir untuk kepentingan sesaat dan untuk kesejahteraan sendiri.
Masyarakat petani sebagai komunitas yang paling dekat dengan hutan, juga perlu diberikan penyadaran akan bahaya banjir akibat penebangan hutan yang tidak beraturan.
Dengan memadukan berbagai potensi yang ada, baik dengan menggalakkan penanaman pohon untuk dijadikan hutan asri, pengawasan yang ketat terhadap kawasan hutan dan penyadaran masyarakat akan bahaya yang timbul akibat penebangan hutan yang tanpa perhitungan.
Secara simultan, masyarakat yang tinggal. di kawasan rawan banjir juga direlokasi ke daerah lain yang diawali dengan memberikan penyadaran kepada mereka akan bahaya yang akan menghadang apabila tetap bertahan di tempat tersebut. Masyarakat yang akan direlokasi juga perlu diberikan rasa aman dan jaminan masa depan di daerah baru tempat di mana mereka akan direlokasi. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan disertai doa kita semua, semoga banjir tak lagi separah yang terjadi saat ini.***