"Saya harap ganja bisa diteliti dengan baik apalagi kita punya BRIN lembaga yang diharapkan meningkatkan penelitian dan memberikan manfaat bagi semua," ujar Darul kepada wartawan, Senin (18/7).
Menurut dia, pelibatan BRIN memang perlu dimaksimalkan, lantaran lembaga tersebut memiliki banyak periset andal. Setelah itu, baru dilanjutkan uji klinis medis dengan melewati beberapa tahapan sebelum diputuskan kadar atau volume kandungan manfaat dari ganja.
"Setiap peneltian kesehatan akan ada uji klinis beberapa tahap seperti vaksin. Lalu ditentukan kadarnya untuk kesehatan berapa, yang lebih penting adalah penelitian dilaksanakan dengan pengawasan ketat," ucap Politisi Partai Golkar ini.
Seharusnya, kata dia, pemerintah Indonesia bisa mencontoh pemerintah Korea Selatan. Sepengetahuan dia, Negeri Ginseng itu sempat meneliti daun cemara untuk kebutuhan medis dan kesehatan.
Hasilnya, Korea Selatan mampu menemukan obat untuk menghilangkan flek di saluran darah yang berasal dari daun cemara.
Dia meyakini seluruh yang ada di muka bumi akan ada manfaatnya masing-masing. "Sesuai yang ada di Alquran, apa yang diciptakan oleh Allah tidak mungkin tidak ada manfaatnya. Sumber kekayaan flora kita besar sekali, maka saya secara pribadi mendukung ganja diteliti manfaatnya untuk medis dan kesehatan," paparnya.
Di sisi lain, ia mengingatkan pentingnya sosialisasi dan pengawasan ketat pada saat penelitian. Jangan sampai publik salah paham dengan label legalisasi ganja secara umum, padahal yang akan dilakukan hanya sebatas penelitian kajian untuk medis.
"Jangan dilihat dari legalitas secara bebas dan disalahgunakan. Tapi ganja ini legal hanya untuk diteliti bagi keperluan medis, sebatas itu saja," tutur Darul.
#boy/rls